Tidak seperti biasanya, tiba-tiba
saja ada siswa yang mendapat nilaimatematika yang jauh di bawah nilai rata-rata
teman sekelasnya. Orang tuayang tidak menerima kenyataan ini lalu memeriksa
pekerjaan anaknya. Merekakaget ketika mengetahui sang guru menyalahkan beberapa
pekerjaan anaknyayang benar seperti: 2,3 + 3,01 = 5,31 dan ½ + 1/3 = 5/6.
Ternyata, setelahdiselidiki lebih lanjut oleh orang tuanya, si anak salah
menulis soal karena iamemiliki sedikit kekurangan pada organ matanya. Yang
seharusnya 3,91ditulisnya 3,01 dan 1/5 ditulis 1/3. Sang guru menyalahkan
pekerjaan tersebutkarena ia hanya terpaku pada kunci jawaban. Setelah sang anak
diberikacamata, ia tidak salah lagi menulis soal dan nilai matematikanya
menjadi baik.
Contoh ini menunjukkan bahwa
penglihatan yang kurang baik dapat menjadisalah satu penyebab kesulitan belajar
siswa. Dalam hal ini tulisan maupunperagaan guru kurang bisa dilihat sehingga
informasi guru tidak sampai dengansempurna.
Setiap guru mendambakan para siswanya
dapat belajar dengan baik.Namun kenyataannya tidaklah demikian. Sehingga guru
mungkin pernahmenemui atau mengalami beberapa siswa yang selalu membikin ulah,
sealumengacau, rendah diri, malas, lambat menghafal, ataupun membenci
matapelajaran IPA, Matematika, ataupun Bahasa Inggris. Di sisi lain ada siswa
yangbiasa ceria tetapi dengan tiba-tiba saja menjadi murung dan malas belajar.
Pertanyaan yang mungkin muncul
adalah, mengapa hal seperti itu dapat terjadi?Kenyataan-kenyataan ini
menunjukkan bahwa siswa dapat mengalami hal-halyang menyebabkan ia tidak dapat
belajar atau melakukan kegiatan selamaproses pembelajaran sedang berlangsung.
Mungkin juga, si siswa dapat belajaratau melakukan kegiatan selama proses
pembelajaran sedang berlangsung,namun tidak maksimal. Faktor penyebabnya dapat
berasal dari dalam diri si anaksendiri dan dapat juga dari luar. Pada contoh
pertama, seorang anak mengalamihambatan belajar yang disebabkan oleh faktor
penglihatan yang kurang baik,sedangkan pada contoh kedua, hambatan belajar
tersebut lebih disebabkan olehfaktor kejiwaan pada diri anak tersbut. Para ahli
seperti Cooney, Davis &Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa
faktor penyebab kesulitantersebut, di antaranya:
1. FAKTOR
FISIOLOGIS
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang berfungsinya otak, susunan
syaraf ataupun bagian-bagiantubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal
yang paling berperanpada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf
dalammenerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembaliinformasi yang
sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres padabagian tertentu dari otak
seorang siswa, maka dengan sendirinya si siswaakan mengalami kesulitan belajar.
Bayangkan kalau sistem syaraf atau otakanak kita karena sesuatu dan lain hal
kurang berfungsi secara sempurna.
Akibatnya ia akan mengalami hambatan
ketika belajar. Di samping itu,siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi,
kurang baik pendengaran,penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan
menghadapikesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk
membantusiswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang
berkaitdengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa dengan pendengaran ataupunpenglihatan
yang kurang baik, sebaiknya menempati tempat di bagiandepan. Untuk para orang
tua, terutama ibu, makanan selama masakehamilan akan sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan fisikputra-putrinya . Makanan yang dapat membantu
pertumbuhan otak dansistem syaraf bayi yang masih di dalam kandungan haruslah
menjadiperhatian para orang tua.
2. FAKTOR SOSIAL
Merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dibantah jika orang tua danmasyarakat sekeliling sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap kegiatanbelajar dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang
menyatakan bahwasekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran
orangtuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajaryang
berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakatsekeliling yang
kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuhhati. Sebagai contoh,
orang tua yang sering menyatakan bahwa BahasaInggris adalah bahasa setan
(karena sulit) akan dapat menurunkankemauan anaknya unutuk belajar bahasa
pergaulan internasional itu. Kalauia tidak menguasai bahan tersebut ia akan
mengatakan “ Ah Bapak sayatidak bisa juga.” Untuk itu, setiap guru tidak
seharusnya menyatakansulitnya mata pelajaran tertentu di depan siswanya.
Tetangga yangmengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana
menganggur,masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum,
orangtua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupunkurang
menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contohdari beberapa faktor
sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
Intinya, lingkungan di sekitar siswa
harus dapat membantu mereka untukbelajar semaksimal mungkin selama mereka
belajar di sekolah. Dengancara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan
membantu para siswa,harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi
lebihcerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkanmenjadi
siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapatdikembangkan menjadi
berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru,dan masyarakat, secara sengaja
atau tidak sengaja, dapat menyebabkankesulitan bagi siswa. Karenanya, peran
orang tua dan guru dalammembentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat
sekitar, disamping perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap
belajarmenjadi sangat menentukan.
3. FAKTOR
KEJIWAAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang mendukungnya perasaan hati
(emosi) siswa unutuk belajarsecara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa
yang tidak suka matapelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata
pelajaran itu.
Jika hal ini terjadi, siswa tersebut
akan mengalami kesulitan belajar yangsangat berat. Hal ini merupakan contoh
dari faktor emosi yangmenyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa
yang rendah diri,siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan
menjadikannyasedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan
dapatmenjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitian
menunjukkanbahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan
baikakan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anakyang
tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurangberhasil
mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utamayang sangat
menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantusiswanya sehingga mereka
dapat mempelajari setiap materi dengan baik.
Yang perlu mendapatkan perhatian
juga, hukuman yang diberikan seorangguru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar,
namun dapat jugamenyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut.
Dapatjuga terjadi, si siswa lalu membenci sama sekali mata pelajaran yang
diasuhguru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan
sangatmerugikan si siswa tersebut. Peran guru memang sangat menentukan.
Seorang siswa yang pada hari kemarinnya
hanya mampu mengerjakan 3 dari 10 soal dengan benar, lalu dua hari kemudian ia
hanya mampumengerjakan 4 dari 10 soal dengan benar, gurunya harus
menghargaikemajuan tersebut. Guru hendaknya jangan hanya melihat hasilnya
saja,namun hendaknya menghargai usaha kerasnya. Dengan cara seperti
ini,diharapkan si siswa akan lebih berusaha lagi. Intinya, tindakan seorangguru
dapat mempengaruhi perasaan dan emosi siswanya. Tindakantersebut dapat
menjadikan seorang siswa menjadi lebih baik, namun dapatjuga menjadikan seorang
siswa menjadi tidak mau lagi untuk belajar suatumata pelajaran.
4. FAKTOR
INTELEKTUAL
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang sempurna atau kurang normalnya
tingkat kecerdasan siswa.Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai
tingkatkecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu,
adayang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak
memilikipengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan
danbernalar.
Hal-hal yang disebutkan tadi dapat
menjadi faktor penyebabkesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Di samping
itu, hal yang perlumendapatkan perhatian adalah para siswa yang tidak memiliki
pengetahuanprasyarat. Ketika sedang belajar matematika atau IPA, ada siswa SLTP
yangtidak dapat menentukan hasil 1/2 + 1/3, (–5) + 9, ataupun 1 : ½.
Siswaseperti itu, tentunya akan mengalami kesulitan karena materi terebutmenjadi
pengetahuan prasyarat untuk mempelajari matematika ataupunIPA SLTP. Untuk
menghindari hal tersebut, Bapak atau Ibu Guru hendaknyamengecek dan membantu
siswanya menguasai pengetahuan prasyarattersebut sehingga mereka dapat
mempelajari materi baru dengan lebihbaik.
5. FAKTOR
KEPENDIDIKAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan belum mantapnya lembaga pendidikan
secara umum. Guru yangselalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi
siswa untukbelajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal
yangsalah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah
yangmembiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh
darifaktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkanketidak
berhasilan siswa tersebut.
Berdasar penjelasan di atas, Bapak
dan Ibu Guru sudah seharusnyamenyadari akan adanya beberapa siswa yang
mengalami kesulitan atau kurangberhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktortertentu, sehingga mereka tidak dapat belajar
dan kurang berusaha sesuaidengan kekuatan mereka. Idealnya, setiap guru harus
berusaha dengan sekuattenaga untuk membantu siswanya keluar dari setiap
kesulitan yangmenghimpitnya. Namun hal yang perlu diingat, penyebab kesulitan
itu dapatberbeda-beda. Ada yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara
kandungtersayang ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang
kurang.
Untuk itu, para guru harus mampu
mengidentifikasi kesulitan dan penyebabnyalebih dahulu sebelum berusaha untuk
mencarikan jalan pemecahannya.
Pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa sangat tergantung padakeberhasilan menentukan penyebab kesulitan
tersebut. Sebagai contoh, siswa Ayang memiliki kesulitan karena penglihatan
atau pendengaran yang kurangsempurna hanya dapat dibantu dengan alat optik atau
alat elektronik tertentudan mereka diharuskan duduk di bangku depan. Namun para
siswa yangmengalami kesulitan belajar karena faktor lingkungan dan faktor emosi
tidakmemerlukan kacamata seperti yang dibutuhkan siswa A namun
merekamembutuhkan bantuan dan motivasi lebih dari gurunya. Pengalaman
sebagaiguru telah menunjukkan bahwa ada siswa yang sering membuat ulah di
kelasdengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah diselidiki
ternyataia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini,
sudahseharusnya para guru lebih memberikan perhatian dan kasih sayang. Sekali
lagi,kesabaran, ketekunan dan ketelatenan para guru sangat diharapkan di
dalammenangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat
menyarankanorang tua siswa tertentu untuk memberi tambahan pelajaran khusus di
sore hariuntuk siswa yang lamban. Yang lebih penting dan sangat menentukan
adalahperan guru pemandu, kepala sekolah, pengawas maupun Kepala
KantorDepdiknas di dalam menangani kesulitan belajar siswa yang disebabkan
olehfaktor-faktor kependidikan. Pada akhirnya penulis meyakini bahwa
pengetahuantentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini akan sangat
bermanfaat bagiBapak dan Ibu Guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para
guru akanmengetahui, selanjutnya dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam
PBMterutama ketika ia sedang mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Pada
akhirnya,mudah-mudahan usaha setiap jajaran Depdiknas untuk mencerdaskan
kehidupanbangsa akan berhasil dengan gemilang.